Selasa, 23 April 2013

Adam Air Penerbangan boeing 574 (kronologi)


Adam Air Penerbangan KI-574 adalah sebuah penerbangan domestik terjadwal Adam Air jurusan Surabaya-Manado, yang sebelum transit di Surabaya berasal dari Jakarta, yang hilang dalam penerbangan.[2] Mengoreksi kekeliruan laporan sebelumnya, pesawat sampai saat ini masih berstatus hilang.[3]. Kotak hitam ditemukan di kedalaman 2000 meter pada 28 Agustus 2007. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 96 penumpang dan 6 awak pesawat dan merupakan jumlah korban tewas terbesar dalam sejarah Boeing 737-400. Pada 25 Maret 2008, penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat. Tragedi ini diangkat dalam Film Tragedi Penerbangan 574



Pesawat

Pesawat terbang yang nahas tersebut, jenis Boeing 737-400 buatan tahun 1990 bernomor registrasi PK-KKW [4], telah mendapat evaluasi terakhir tanggal 25 Desember 2005, memiliki waktu terbang 45,371 jam dan telah digunakan oleh 8 maskapai penerbangan berbeda[5]. Pihak Adam Air menyatakan bahwa pesawat masih bisa dipakai 12 tahun lagi.[6]
Pada kesempatan itu, KNKT juga mengemukakan, temuannya bahwa technical log (laporan pilot) dan laporan perawatan pesawat,Oktober-Desember 2006, terjadi 154 kali kerusakan terkait dengan IRS sebelah kiri pada pesawat itu.


Kronologi terbang

Pesawat lepas landas pada pukul 12.55 WIB dari Bandara Juanda (SUB), SurabayaIndonesia pada tanggal 1 Januari 2007. Seharusnya pesawat tiba di Bandara Sam Ratulangi (MDC), Manado pukul 16.14 WITA. Pesawat kemudian dilaporkan putus kontak dengan Pengatur lalu-lintas udara(ATC) Bandara Hasanuddin Makasar setelah kontak terakhir pada 14:53 WITA. Pada saat putus kontak, posisi pesawat berada pada jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar pada ketinggian 35.000 kaki.
Pesawat ini membawa 96 orang penumpang. yang terdiri dari 85 dewasa, 7 anak-anak dan 4 bayi. Dipiloti oleh Kapten Refri A. Widodo dan co-pilot Yoga Susanto dan disertai pramugari Verawati Chatarina, Dina Oktarina, Nining Iriyani dan Ratih Sekar Sari.[7]. Pesawat tersebut juga membawa 3 warga Amerika Serikat[8]
Pada 25 Maret 2008Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan bahwa pilot terlibat dan menghadapi problem navigasi yakni sistem panduan navigasi. Ketika di ketinggian 35.000 kaki dan kru memutuskan IRS Mode selector unit No-2 (kanan) ke posisi mode ATT (attitude), auto pilot jadi mati. Akibatnya pesawat secara perlahan berbelok (roll) ke kanan hingga terdengar peringatan sistem arah pesawat (bank angle) karena miring ke kanan hingga melewati 35 derajat. Bahkan, data Digital Flight Data Recorder (DFDR) sesudah pesawat mencapai bank angle hingga 100 derajat dan posisi hidung pesawat menukik, pilot tak juga mengubah arah pesawat. Saat menukik, kecepatan pesawat mencapai 0,926 mach dan daya grativitasi tekanan pesawat berubah dari positif 3,5 g menjadi negatif 2,8 g. Menurut Dirjen Perhubungan UdaraDepartemen PerhubunganBudhi Muliawan Suyitno, situasi pesawat bergetar hebat sehingga struktur kendali pesawat rusak,[1]dan pesawat kemudian menghantam air dengan badan pesawat yang telah hancur dan terbelah akibat kecepatan tinggi dan gaya gravitasi yang melebihi batas kemampuan badan pesawat.


Pencarian dan evakuasi

Boeing 737-400 milik Adam Air dengan nomor registrasi PK-KKW. Pesawat yang hilang serupa dengan pesawat ini.
Sistem pendeteksi sinyal darurat milik Singapura menginformasikan telah menerima sinyal darurat pesawat pada koordinat 3°13′92″LS,119°9′17″BT. Sinyal lokator suar darurat pesawat (ELBA) dari pesawat Adam Air kemudian juga diterima oleh radar Bandara Hasanuddin Makasar pada pukul 22:00 WITA tanggal 1 Januari 2007. Keesokan harinya sempat dikabarkan oleh instansi berwenang termasuk Menteri Perhubungan Hatta Rajasa dan Koordinator tim SAR Marsekal Udara Pertama Eddy Suyanto bahwa pesawat sudah ditemukan menabrak pegunungan di ketinggian 8.000 kaki di desa Rangoan, provinsi Sulawesi Barat, kurang lebih 250 km dari Makassar. Dari informasi tersebut juga dikabarkan bahwa sudah ditemukan sebanyak 90 korban tewas dan 12 orang lainnya belum ditemukan. Informasi penemuan ini pada malam harinya akhirnya diralat, setelah tim SAR tidak menemukan bangkai pesawat pada lokasi tersebut. Tim SAR akhirnya tertahan di Desa BuloSulawesi Barat.[9] Otoritas kemudian meminta maaf atas kesimpang-siuran.
Tim pencari Indonesia yang menggunakan KRI Fatahillah, pesawat Boeing 737-200 dan GAF NOMAD, beberapa helikopter, serta kapal dan pesawat militer yang dilengkapi sonar, dibantu oleh Angkatan Udara Singapura (pesawat Fokker-50), kapal oseanografi Angkatan Laut Amerika Serikat USNS Mary Searsserta sebuah tim pemetaan dari Kanada. Pada 11 Januari horizontal stabilizer pesawat (salah satu bagian dari ekor pesawat) ditemukan seorang nelayan di selatan Pare-pare, sekitar 300km lepas pantai. Selain itu, di sekitar kawasan tersebut juga ditemukan barang-barang lainnya seperti kursi pesawat, jaket keselamatan dan KTP.
Pada 24 JanuariMary Sears melaporkan bahwa kotak hitam pesawat, yang terdiri dari perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) telah ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat.[10]
Dari hasil temuan kapal USNS Mary Sears, KNKT telah melakukan pembahasan bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menjajaki teknologi pengangkatan kotak hitam dari ASPerancis dan Inggris. Investigator senior KNKT Bidang Engineering Srijanto mengatakan posisi kotak hitam (black box) pesawat yang hilang sejak awal tahun tersebut kini berada di kedalaman 2.000 meter di perairan Majene yang arusnya kencang.[11]
Pada 3 Februari 2007, semua keluarga korban mengikuti upacara tabur bunga di Perairan Majene dihadiri menteri perhubungan Hatta Rajasa, Kapolda Sulsel, Irjen Aryanto Boediharjo, Pangdam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Arief Boedi Sampurno, Dan Lantamal VI, Laksamana Pertama TNI Gatot Sudijanto, Dan Lanud Hasanuddin, Marsma TNI Eddy Suyanto dan sejumlah pejabat PemprovSulsel dan Sulbar.[12]
Pada 27 Agustuskotak hitam ditemukan di perairan Majene, Sulawesi Barat pada pukul 12.19 WIB. Selain perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) ini, juga ditemukan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) di kedalaman 2.000 meter.[13]
Kotak hitam yang ditemukan ini secara resmi diserahkan dari Phoenix International Amerika Serikat kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas nama pemerintah Indonesiadan dibawa ke National Transportation Safety Board butuh waktu sebulan untuk menganalisis dan tiga bulan bisa diketahui.[14]
Sekitar awal Agustus 2008, beredar kepada publik sebuah rekaman yang diklaim sebagai rekaman pembicaraan dalam kokpit Penerbangan 574,[15] namun keaslian rekaman ini kemudian dibantah KNKT.


Penumpang

Berikut adalah daftar penumpang sesuai manifest dari Adam Air

  1. Dessy Katarina Paulus[18]
  2. Meilan
  3. Petrasels Umpia (44)[19]
  4. Ronald
  5. Daniel H
  6. Bram Tangahu [20]
  7. Stephanus Gatuwat (13) [21]
  8. Maria J Tolin (50) [21]
  9. Ignatia Gatuwat (17) [21]
  10. Yono
  11. Letkol Bambang Mardianto[22]
  12. Letda Pasaribu
  13. Pilih
  14. Syamsul Arifin
  15. Cici Turangan [23]
  16. Jolly Willem Momongan[24]
  17. Sintje Kalalo (62)[25]
  18. Hans Rumengkan (72)[25]
  19. Allowisius [26]
  20. Ririn[20]
  21. Bobi[20]
  22. Fittorio
  23. Herry Sudaryono
  24. Boy
  25. Ali
  26. Flonia Assa [23]
  27. Melva Wantania[27]
  28. Elmy Wantania[27]
  29. Joppy Wantania[27]
  30. Rendy H[27]
  31. Cindy Wantania[27]
  32. Teofilus Rikesa[28]
  1. Leonardo Pramatya (7)[28]
  2. Feri Trihandayani (25)[28]
  3. Ariston Setyo Widodo (30)[28]
  4. Sri Hartini (60)[28]
  5. Vira K
  6. Marry Karouw[27]
  7. Politton F Nico
  8. Warti
  9. Roisatul Muslimah
  10. Made Dwi (24)[29]
  11. Komang Pradina (22)[29]
  12. Limana Sari Dewi[30]
  13. Fathurrohman
  14. Tuminem
  15. Ellen
  16. Ester Maramis
  17. Lisa Kairupan
  18. Samsuri
  19. Lale Daniel
  20. Nontje Tumbelaka
  21. Ipda Pungky[31]
  22. Ipda Novi Hendrayanto[31]
  23. Jenny Panda
  24. Halim Dedianto[27]
  25. Juneke Tumurang (26)[27]
  26. Jufri
  27. Ferry Kuingo
  28. Lindsey (warga AS)[8]
  29. Stephanie (warga AS)[8]
  30. Scott Jakson (warga AS)[8]
  31. Riane Ester[32]
  32. Darianto FA
  1. Gary[32]
  2. Fajar Jonah (pendeta)[32]
  3. Gabriel[32]
  4. Glenn[32]
  5. Marice S
  6. Wiesye
  7. Inggrid (26) [33]
  8. Milka (10 bulan) [33]
  9. Mathew (3) [33]
  10. David (24) [33]
  11. Yahya Kustedjo
  12. Abdulah
  13. Benny Lendo
  14. Bambang Utoyo
  15. Nico R
  16. Annie AA
  17. Khalid Masloman[27]
  18. Ibrahim Lamani[27]
  19. Kristina
  20. Benny
  21. Christina Agatha
  22. Agus
  23. Maya Ismawati
  24. Delon (18 bulan)[32]
  25. Novi Kawengian[32]
  26. Yosbe Kawengian (pendeta)[32]
  27. Arif Budianto (19)[34]
  28. Kolonel Bambang Supriyanto[22]
  29. Bob Susetija Budi (teknisi AdamAir)[35]
  30. Youla Roth Saerang (pendeta)[32]
  31. Ny. Dasilva[32]
  32. Mirechele (19 bulan)[32]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar